Litium klorida (LiCl) adalah senyawa yang digunakan dalam baterai dan sistem pendingin udara. Ini menyerap kelembapan, menjadikannya pengering yang efektif.
Nama IUPAC | Litium klorida |
Formula molekul | LiCl |
nomor CAS | 7447-41-8 |
Sinonim | Litium monoklorida, litium (I) klorida |
Di ChI | InChI = 1S/ClH.Li/h1H; |
Sifat litium klorida
Rumus Litium Klorida
Rumus kimia litium monoklorida adalah LiCl. Terdiri dari ion litium (Li+) dan ion klorida (Cl-). Rumus sederhana ini mewakili komposisi litium monoklorida secara akurat dan kompak.
Massa Molar Litium Klorida
Litium monoklorida memiliki massa molar sekitar 42,39 gram per mol (g/mol). Nilai ini diperoleh dengan menjumlahkan massa atom litium (6,94 g/mol) dan klor (35,45 g/mol). Massa molar sangat penting dalam berbagai perhitungan kimia.
Titik didih litium klorida
Titik didih litium monoklorida relatif tinggi, sekitar 1.382 derajat Celcius (2.520 derajat Fahrenheit). Pada suhu ini, litium monoklorida berubah dari cair menjadi gas, sehingga berguna dalam aplikasi suhu tinggi.
Titik lebur litium klorida
Litium monoklorida memiliki titik leleh yang relatif rendah sekitar 614 derajat Celcius (1.137 derajat Fahrenheit). Pada suhu ini, litium monoklorida padat berubah menjadi cairan, memungkinkan berbagai aplikasi di industri seperti metalurgi dan farmasi.
Massa jenis litium klorida g/mL
Massa jenis litium monoklorida kira-kira 2,07 gram per mililiter (g/mL). Nilai densitasnya yang relatif tinggi menjadikan litium monoklorida sebagai senyawa padat yang dapat digunakan dalam berbagai proses, termasuk sebagai pelarut dan aplikasi nuklir.
Berat Molekul Litium Klorida
Berat molekul litium monoklorida kira-kira 42,39 gram per mol (g/mol). Nilai ini ditentukan dengan menjumlahkan berat atom litium dan klor dalam satu mol litium monoklorida.
Struktur litium klorida
Litium monoklorida mengadopsi struktur kisi kristal ionik sederhana. Ini terdiri dari lapisan ion litium dan klorida yang berselang-seling, disatukan oleh gaya tarik elektrostatis yang kuat. Susunan ini berkontribusi terhadap stabilitas dan sifat senyawa.
Kelarutan litium klorida
Litium monoklorida sangat larut dalam air, sehingga mudah larut dalam pelarut ini. Ini membentuk larutan bening dan tidak berwarna. Kelarutan litium monoklorida dalam air sangat penting untuk penerapannya dalam berbagai proses kimia dan sebagai pengering dalam sistem pendingin udara.
Penampilan | Padatan putih |
Berat jenis | 2,07g/ml |
Warna | Tanpa warna |
Bau | Tidak berbau |
Masa molar | 42,39 g/mol |
Kepadatan | 2,07g/ml |
Titik fusi | 614°C (1.137°F) |
Titik didih | 1382°C (2520°F) |
Titik kilat | Tak dapat diterapkan |
Kelarutan dalam air | Sangat larut |
Kelarutan | Larut dalam pelarut polar seperti etanol, aseton, piridin |
Tekanan uap | Lemah |
Kepadatan uap | 1,99 (udara = 1) |
pKa | ~ -1 (dalam air) |
pH | ~7 (larutan air) |
Keamanan dan bahaya litium klorida
Litium monoklorida menimbulkan beberapa masalah keamanan dan bahaya. Ini dapat mengiritasi kulit, mata dan sistem pernafasan melalui kontak atau inhalasi. Sekali tertelan, dapat menyebabkan ketidaknyamanan gastrointestinal. Penanganannya harus hati-hati dengan peralatan pelindung, termasuk sarung tangan dan kacamata. Litium monoklorida tidak mudah terbakar tetapi dapat mengeluarkan asap beracun jika dipanaskan. Hindari kontak langsung dengan bahan dan pastikan ventilasi yang memadai saat bekerja dengannya. Jika terjadi paparan atau tertelan secara tidak sengaja, segera dapatkan bantuan medis. Penting untuk mengikuti prosedur penanganan dan protokol keselamatan yang tepat untuk meminimalkan potensi risiko dan memastikan penggunaan yang aman.
Simbol bahaya | Mengiritasi |
Deskripsi Keamanan | Menyebabkan iritasi kulit dan mata. Berbahaya jika tertelan atau terhirup. Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Kenakan peralatan pelindung. Hindari kontak langsung. Jika terpapar, dapatkan bantuan medis. |
Nomor identifikasi PBB | PBB 2056 |
kode HS | 2827391000 |
Kelas bahaya | 8 (Zat korosif) |
Kelompok pengepakan | AKU AKU AKU |
Toksisitas | Toksisitas rendah; potensi iritasi |
Simbol bahaya menunjukkan bahwa litium monoklorida dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata serta berbahaya jika tertelan atau terhirup. Itu termasuk dalam kelas bahaya 8, yang diperuntukkan bagi zat korosif. Tingkat toksisitas litium monoklorida umumnya dianggap rendah. Penanganan yang tepat, tindakan keselamatan dan peralatan pelindung diri harus digunakan untuk memastikan penggunaan yang aman dan menghindari potensi risiko kesehatan.
Metode Sintesis Litium Klorida
Berbagai metode memungkinkan sintesis litium monoklorida.
Pendekatan yang umum adalah mereaksikan logam litium dengan gas hidrogen klorida . Selama proses ini, logam litium menggantikan hidrogen yang ada dalam gas hidrogen klorida , menghasilkan pembentukan litium monoklorida dan pelepasan gas hidrogen. Persamaan kimia untuk sintesis ini adalah:
2 Li + 2 HCl → 2 LiCl + H2
Metode lainnya adalah reaksi litium karbonat (Li2CO3) dengan asam klorida (HCl) . Dalam reaksi ini, litium karbonat bereaksi dengan asam klorida menghasilkan litium monoklorida, air, dan karbon dioksida. Persamaan kimia untuk sintesis ini adalah:
Li2CO3 + 2 HCl → 2 LiCl + H2O + CO2
Dalam proses sintesisnya, litium hidroksida (LiOH) dapat digunakan untuk menghasilkan litium monoklorida. Ketika litium hidroksida bereaksi dengan asam klorida, menghasilkan litium monoklorida dan air. Persamaan kimia untuk reaksi ini adalah:
LiOH + HCl → LiCl + H2O
Proses-proses ini memberikan cara yang efisien untuk memproduksi litium monoklorida untuk berbagai keperluan industri dan penelitian. Namun, kehati-hatian harus dilakukan karena reaktivitas reagen tertentu yang terlibat. Selalu ikuti tindakan pencegahan keselamatan yang tepat selama prosedur.
Kegunaan litium klorida
Litium monoklorida menemukan berbagai aplikasi di beberapa industri karena sifatnya yang unik. Berikut adalah beberapa kegunaan utama:
- Baterai: Produsen menggunakan litium monoklorida dalam produksi baterai litium-ion, yang memberi daya pada berbagai perangkat seperti ponsel cerdas, laptop, dan kendaraan listrik. Kapasitas konduksi ioniknya yang efektif meningkatkan kinerja baterai.
- AC: Sistem AC menggunakan litium monoklorida sebagai bahan pengering untuk menyerap kelembapan, sehingga mengurangi kelembapan dan meningkatkan efisiensi pendinginan.
- Farmasi: Beberapa sediaan farmasi dan aplikasi penelitian dalam ilmu saraf dan psikiatri menggunakan litium monoklorida.
- Metalurgi: Bertindak sebagai fluks dalam proses metalurgi, mendorong peleburan bijih logam dan meningkatkan efisiensi proses pemurnian.
- Katalis: Litium monoklorida berfungsi sebagai katalis dalam reaksi kimia tertentu, memfasilitasi konversi reaktan menjadi produk yang diinginkan.
- Kembang api: Memberikan warna merah cerah pada kembang api dan suar, menjadikannya komponen berharga dalam formulasi kembang api.
- Perlakuan Panas: Dalam proses perlakuan panas logam, praktisi menggunakan litium monoklorida sebagai media perpindahan panas untuk mengontrol suhu dan meningkatkan distribusi panas.
- Sintesis kimia: Litium monoklorida berpartisipasi dalam berbagai sintesis kimia, terutama dalam pembuatan senyawa litium lainnya.
Dengan aplikasinya yang serbaguna, litium monoklorida terus memainkan peran penting dalam industri modern, berkontribusi terhadap kemajuan teknologi dan meningkatkan berbagai proses manufaktur.
Pertanyaan:
T: Apakah litium klorida larut dalam air?
A: Ya, litium monoklorida sangat larut dalam air.
T: Apa warna litium klorida yang terbakar?
J: Litium monoklorida terbakar dengan warna merah cerah.
T: Di mana membeli litium klorida?
J: Litium monoklorida dapat dibeli dari pemasok bahan kimia atau toko online.
Q: Seorang siswa menimbang 0,550 g litium klorida, LiCl, untuk digunakan dalam reaksi. Berapa banyak tahi lalat yang dihasilkannya?
A: Jumlah mol litium monoklorida kira-kira 0,0097 mol.
T: Apakah litium klorida berbentuk padat, cair, atau gas?
J: Litium monoklorida berbentuk padat pada suhu kamar.
T: Litium monoklorida padat?
J: Ya, litium monoklorida ada sebagai struktur kristal padat.
T: Berapa banyak ikatan yang dimiliki setiap atom dalam litium klorida?
A: Litium membentuk ikatan dan klor membentuk ikatan dalam litium monoklorida.
T: Bagaimana cara mengidentifikasi litium klorida?
A: Litium monoklorida dapat dikenali dari warna putihnya dan kemampuannya larut dalam air.
T: Apakah litium klorida larut dalam air?
A: Ya, litium monoklorida sangat larut dalam air.
T: Bagaimana cara membuat litium klorida dari asam dan basa?
A: Litium monoklorida dapat disintesis dengan mereaksikan litium hidroksida (alkali) dengan asam klorida.
T: Apakah LiCl bersifat ionik atau kovalen?
J: Litium monoklorida (LiCl) bersifat ionik.
Q: Manakah yang memiliki jari-jari entalpi kisi yang lebih besar, LiCl atau MgCl2?
J: MgCl2 memiliki entalpi kisi yang lebih besar daripada LiCl karena muatan ion magnesium yang lebih tinggi dan jari-jari ioniknya yang lebih kecil.