Dubnium

Dubnium adalah unsur sintetik radioaktif yang tidak terdapat di kerak bumi. Ia memiliki umur rata-rata 34 detik, sehingga dampaknya terhadap manusia dan lingkungan tidak diketahui. Selain itu, ia sangat tidak stabil dengan adanya unsur lain, sehingga mencegah pembentukan senyawa. Temukan dalam artikel ini karakteristiknya, sifat-sifatnya dan mengapa penemuannya memicu kontroversi.

Apa itu Dubnium?

Merupakan unsur kimia bertanda nomor atom 105 yang merupakan bagian dari logam transisi dalam tabel periodik. Ini adalah unsur transaktinida, artinya ia memiliki sifat logam dan aktinida. Ini mengandung 12 isotop tidak stabil, termasuk 2.568 dB, yang paling stabil dengan umur 25 jam.

Simbol dubnium

Db Ia menerima nama ini karena karakteristik kimianya dicatat di Central Nuclear Research Institute di Dubna, Rusia. Saat ditemukan, namanya menimbulkan kontroversi, karena sekelompok ilmuwan Soviet ingin menamainya Nielsbohrio dan orang Amerika memilih nama Hahnio.

Karakteristik Dubnium

Unsur kimia Dubnium terletak di Golongan D dan Golongan 5 tabel periodik. Merupakan logam transisi yang memiliki sifat mirip dengan tantalum. Selain itu, isotopnya meluruh dalam hitungan detik, memancarkan partikel alfa dengan energi yang cukup. Ini sangat berat dan radioaktif. Fitur lainnya adalah:

  • Kondisi : Diduga kokoh dan berat.
  • Warna : Perak putih.
  • Rasa dan bau : Mengingat keberadaannya yang rendah, sifat-sifat ini tidak dapat diverifikasi.
  • Toksisitas : Tinggi, karena bersifat radioaktif dan memancarkan partikel alfa.
  • Reaktivitas : Sedang.
  • Struktur : Ia memiliki struktur kristal terpusat.
  • Komposisi : Terdiri dari 105 proton dan elektron yang menghadirkan 7 tingkat energi tinggi, selain 163 neutron.
  • Kelarutan : Tidak diketahui secara pasti.

Sifat kimia dan fisik Dubnium

  1. Nomor atom : 105
  2. Periode : 7
  3. Blokir 😀
  4. Kelompok : 5
  5. Titik leleh: 3000°C
  6. Jari-jari atom: 139 jam
  7. Keadaan oksidasi : 5, 4, 3
  8. Jari-jari kovalen (Å): 149 sore
  9. Radius rata-rata: Tidak diketahui.
  10. Massa atom (g/mol): 262 u
  11. Kepadatan: 29300Kg/m³
  12. Titik didih: 5700°C
  13. Konfigurasi elektronik: [Rn] 5f14 6d3 7s2
  14. Potensi ionisasi pertama (eV): Tidak ditentukan .
  15. Elektron per lapisan: 2, 8, 18, 32, 32, 11, 2
  16. Keelektronegatifan: Tidak Diketahui.
  17. Konduktivitas termal: Tidak dihitung.

Asal Dubnium

Unsur Dubnium ditemukan antara tahun 1967 dan 1970 oleh Albert Ghiorso dan Georgii Flerov. Acara tersebut berlangsung di Central Nuclear Research Institute di Dubna, Rusia. Di sana, para ilmuwan membombardir isotop Americium 243 dengan ion Neon22. Hasilnya adalah emisi aktivitas alfa sekitar 9,40 dan 9,60 Mev atau megaelektronvolt. Mereka memverifikasi bahwa variasi ini berasal dari isotop unsur tersebut.

Ketika unsur tersebut ditemukan, kontroversi muncul mengenai namanya, karena orang Amerika dan Rusia mempunyai gagasan yang berbeda. Namun, Persatuan Kimia Murni Internasional secara resmi menamakannya Dubnium pada tahun 1997.

Untuk apa Dubnium digunakan?

Penggunaan Dubnium terbatas, karena hanya ada sedikit porsi yang tersedia di lingkungan. Isotopnya sangat tidak stabil sehingga beberapa analisis yang dilakukan dimaksudkan untuk penelitian ilmiah eksperimental.

Di mana Dubnium ditemukan?

Sampel langka dari unsur yang disintesis di planet ini ditemukan di infrastruktur ilmiah yang berspesialisasi dalam radiasi. Di tempat-tempat tersebut, tumbukan nuklir dilakukan dengan akselerator partikel untuk menganalisis isotopnya. Mereka semua dengan cepat membusuk menjadi elemen ringan lainnya tempat mereka melepaskan energi.

Mendapatkan Dubnium

Ini diperoleh dengan membombardir isotop Californium 249 menggunakan ion Nitrogen 15, yang menghasilkan sampel minimal. Selain itu, metode lain adalah dengan menggunakan Kalsium 48, untuk memperoleh lebih banyak isotop unsur dan mensintesisnya lebih lama.

Efek Dubnium pada kesehatan

Mengingat ketidakstabilan unsur tersebut dan fakta bahwa unsur tersebut terurai dalam hitungan detik, kecil kemungkinan unsur ini akan mempengaruhi kesehatan manusia atau menjadi agen pencemar di alam. Satu-satunya tindakan pencegahan yang perlu diperhatikan adalah penggunaan peralatan khusus saat menangani sampel radioaktif Anda di laboratorium.

Fakta Elemen Dubnium

Sebelum terjadi perselisihan mengenai namanya, unsur tersebut disebut Eka-Tantalum, karena memiliki sifat yang serupa. Beberapa penelitian yang dilakukan berasal dari jejak yang minim. Data menarik lainnya adalah:

  • Tim Soviet menamainya Nielsbohrio, simbol Ns, diambil dari nama ilmuwan Niels Bohr pada pertengahan tahun 1970-an.
  • American Chemical Society menamakannya Hahnio untuk menghormati ilmuwan Jerman Otto Hahn.
  • Pada bulan April 1970, ahli kimia mengkonfirmasi semua sifat kimia unsur tersebut dengan mempelajari berbagai jenis penguraiannya.
  • Studi terhadap atom unsur ini menunjukkan bahwa inti nitrogen memancarkan 4 neutron yang meluruh hanya dalam 2 detik.

Terakhir, unsur ini merupakan logam transisi dengan sifat aktinida, oleh karena itu disebut transaktinida. Penerapan Dubnium sedikit, karena masih menjadi subjek Analisis untuk mengetahui secara pasti semua propertinya.