Tidak, emas tidak bersifat magnetis. Ini diklasifikasikan sebagai bahan diamagnetik, mirip dengan perak . Konfigurasi elektronik berisi emas tidak memungkinkan penyelarasan momen magnetik, sehingga menghasilkan perilaku non-magnetik.
Ya, itu hanya jawaban sederhana. Namun ada beberapa hal lagi yang perlu diketahui tentang topik ini yang akan membuat konsep Anda menjadi lebih jelas.
Jadi mari kita langsung ke sana.
Poin Penting: Apakah Emas bersifat Magnetik?
- Emas tidak bersifat magnetis dan diklasifikasikan sebagai bahan diamagnetik karena konfigurasi elektroniknya.
- Susunan elektronik pada emas mengakibatkan hilangnya medan magnet, menjadikannya non-magnetik dan tidak mampu menarik atau menolak bahan magnet lainnya.
- Kemurnian emas tidak mempengaruhi perilaku kemagnetannya secara signifikan, karena emas murni dan paduan emas tidak murni umumnya menunjukkan sifat kemagnetan yang dapat diabaikan.
Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang bahan diamagnetik dan paramagnetik, video singkat ini akan sangat bermanfaat bagi Anda.
Mengapa emas tidak dianggap bersifat magnetis?
Emas tidak dianggap bersifat magnetis karena merupakan bahan diamagnetik, artinya tidak mempunyai medan magnet total. Dengan kata lain, emas tidak mempunyai kemampuan untuk menarik atau menolak bahan magnet lainnya.
Untuk memahami mengapa emas tidak bersifat magnetis, kita perlu melihat perilaku atom dan elektronnya. Atom terdiri dari inti yang mengandung proton dan neutron yang dikelilingi oleh elektron.
Dalam bahan magnetis seperti besi, nikel, atau kobalt, elektron disusun sedemikian rupa sehingga putarannya sejajar, sehingga menciptakan medan magnet bersih. Penjajaran ini memungkinkan material untuk menarik atau menolak benda magnetis lainnya.
Dalam kasus emas, ia memiliki 79 elektron, tersebar di antara tingkat energi dan orbital yang berbeda. Kulit elektron terluar, yang dikenal sebagai kulit valensi, mengandung 11 elektron. Jika Anda melihat konfigurasi elektron emas ([Xe] 4f 14 5d 10 6s 1 ), Anda dapat melihat bahwa ia memiliki lebih banyak kulit elektron yang terisi penuh (5d 10 ) dibandingkan dengan satu elektron tidak berpasangan (6s 1 ). . Jadi diamagnetisme total emas disebabkan oleh jumlah cangkang penuh yang jauh lebih banyak.
Sifat diamagnetik emas berarti bahwa ketika terkena medan magnet luar, ia menghasilkan medan magnet lemah dalam arah berlawanan, sehingga sedikit menolaknya. Namun, gaya tolak menolak ini sangat lemah dan sulit diamati.
Singkatnya, emas tidak dianggap bersifat magnetis karena konfigurasi elektroniknya tidak memungkinkan terciptanya medan magnet bersih. Hilangnya medan magnet akibat susunan elektron menjadikan emas bersifat diamagnetik, artinya memiliki tolakan yang lemah terhadap medan magnet luar.
Bisakah emas menjadi magnet dalam segala keadaan?
Emas umumnya dianggap non-magnetik dan tidak dapat dimagnetisasi dalam keadaan normal. Namun, medan magnet yang sangat lemah pada emas dapat diinduksi dalam kondisi ekstrem, seperti suhu yang sangat rendah atau penerapan medan magnet eksternal yang kuat.
Dalam kondisi normal, emas tidak menunjukkan sifat magnetis. Namun, ketika terkena suhu yang sangat rendah mendekati nol mutlak (-273,15 derajat Celcius atau -459,67 derajat Fahrenheit), emas dapat menjadi superkonduktor, artinya dapat menghantarkan listrik dengan hambatan nol.
Dalam keadaan superkonduktor ini, emas dapat menunjukkan respons magnetis yang sangat lemah yang disebut efek Meissner, yang mengeluarkan medan magnet dari bagian dalamnya.
Selain itu, emas juga dapat dimagnetisasi sementara dengan memberikannya medan magnet eksternal yang kuat. Proses ini dikenal sebagai magnetisasi terinduksi.
Apakah kemurnian emas mempengaruhi perilaku magnetisnya?
Bacaan lebih lanjut
Apakah titanium bersifat magnetis?
Apakah timbal bersifat magnetis?
Apakah perunggu termasuk senyawa?
Apakah kuningan termasuk senyawa?
Apakah besi termasuk senyawa?