Aseton atau dimetil keton adalah pelarut tidak berwarna dan mudah terbakar dengan bau menyengat yang khas. Ini digunakan dalam produksi plastik, serat dan bahan kimia lainnya, serta untuk pembersihan dan penghilang lemak. Hal ini juga ditemukan dalam penghapus cat kuku.
Nama IUPAC | Propanon |
Formula molekul | C3H6O |
nomor CAS | 67-64-1 |
Sinonim | 2-propanon, dimetil keton, dimetil formaldehida, asam piroasetat, β-ketopropana |
Di ChI | InChI=1S/C3H6O/c1-3(2)4/h3-4H,1-2H3 |
Sifat aseton
Massa molar aseton
Massa molar aseton adalah 58,08 g/mol. Artinya satu mol aseton mengandung 58,08 gram zat tersebut. Massa molar merupakan sifat fisik yang penting karena digunakan untuk menghitung jumlah mol suatu zat dalam suatu sampel dan untuk menentukan jumlah zat yang dibutuhkan dalam suatu reaksi kimia.
Struktur aseton
Dimetil keton (CH3C(=O)CH3) adalah keton tiga karbon sederhana dengan rumus molekul C3H6O. Molekul tersebut memiliki gugus karbonil (-C=O) di tengahnya, dengan gugus metil (-CH3) di kedua sisi gugus karbonil.
Titik didih aseton
Titik didih aseton adalah 56,5°C. Artinya pada suhu 56,5°C, tekanan uap dimetil keton sama dengan tekanan atmosfer, sehingga menyebabkan cairan mendidih dan berubah menjadi gas. Titik didih merupakan sifat fisik yang penting karena digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat dan kondisi di mana suatu zat dapat disuling atau diuapkan.
Titik Leleh Aseton
Titik leleh aseton adalah -94°C. Artinya pada suhu -94°C, dimetil keton padat akan mulai berubah menjadi cair. Titik lebur merupakan sifat fisik yang penting karena digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat dan kondisi di mana suatu zat dapat dipadatkan.
Massa jenis aseton g/ml
Massa jenis aseton adalah 0,7893 g/ml. Artinya satu mililiter dimetil keton memiliki berat 0,7893 gram. Massa jenis merupakan sifat fisik yang penting karena digunakan untuk menentukan jumlah suatu zat dalam volume tertentu.
Berat molekul aseton
Berat molekul aseton adalah 58,08 g/mol. Artinya satu mol molekul dimetil keton memiliki berat 58,08 gram. Berat molekul merupakan sifat fisik yang penting karena digunakan untuk menentukan jumlah mol suatu zat dalam suatu sampel dan untuk menghitung jumlah zat yang dibutuhkan dalam suatu reaksi kimia.
Penampilan | Cairan bening dan tidak berwarna |
Berat jenis | 0,79 |
Warna | Jelas, tidak berwarna |
Bau | Pedas, manis |
Masa molar | 58,08 g/mol |
Kepadatan | 0,79 gram/cm³ |
Titik fusi | -95,3°C |
Titik didih | 56,5°C |
Titik kilat | -20°C |
Kelarutan dalam air | Dapat bercampur |
Kelarutan | Larut dalam sebagian besar pelarut organik |
Tekanan uap | 49,7 kPa pada 20°C |
Kepadatan uap | 2,05g/L |
pKa | 19.2 |
PH | 3.0 (asam) |
Keamanan dan bahaya aseton
Aseton adalah pelarut yang sangat mudah terbakar dan berbau menyengat. Paparan aseton dalam waktu lama dapat menyebabkan iritasi kulit dan masalah pernapasan. Penting untuk menyimpan dimetil keton di tempat yang berventilasi baik, jauh dari sumber panas dan percikan api. Saat menggunakan dimetil keton, penting untuk mengenakan sarung tangan dan pelindung mata yang sesuai. Jangan merokok atau makan saat menggunakan aseton dan hindari kontak dengan api terbuka. Jika tertelan, dimetil keton dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan harus segera ditangani sebagai keadaan darurat medis. Penanganan dan penggunaan dimetil keton yang tepat sangat penting untuk menjamin keselamatan dan mencegah kecelakaan.
Simbol bahaya | Mudah terbakar |
Deskripsi Keamanan | Dimetil keton sangat mudah terbakar dan mudah terbakar. |
Nomor identifikasi PBB | PBB1090 |
kode HS | 2914.11.00 |
Kelas bahaya | 3 |
Kelompok pengepakan | II |
Toksisitas | Sedikit beracun jika terhirup, tertelan dan terkena kulit. |
Metode sintesis aseton
Aseton disintesis menggunakan dua metode utama: proses kumena dan proses dehidrogenasi. Proses kumena melibatkan alkilasi benzena dengan propilena membentuk kumena, yang kemudian dioksidasi menjadi fenol dan aseton. Proses dehidrogenasi melibatkan dehidrogenasi isopropil alkohol, menghasilkan dimetil keton sebagai produk sampingan. Kedua metode ini banyak digunakan dalam industri dan menghasilkan hasil dimetil keton yang tinggi. Proses kumena adalah metode yang paling umum digunakan untuk produksi dimetil keton secara komersial karena hemat biaya dan menghasilkan dimetil keton dengan kemurnian tinggi. Proses dehidrogenasi biasanya digunakan untuk produksi skala kecil dan untuk aplikasi yang memerlukan dimetil keton dengan kemurnian tinggi.
Kegunaan Aseton
Masyarakat banyak menggunakan dimetil keton sebagai pelarut berbagai zat karena sifatnya yang tidak berwarna dan mudah menguap. Dalam industri kosmetik dan kecantikan, ia berperan sebagai bahan penghapus cat kuku, body lotion dan produk perawatan kulit lainnya. Pembuatan obat-obatan, perekat dan resin juga membutuhkan aseton. Ini secara efektif membersihkan komponen elektronik, menghilangkan lemak pada motor dan menghilangkan sisa lem. Para ilmuwan menggunakannya sebagai pelarut untuk berbagai reaksi kimia di laboratorium. Selain itu, meningkatkan kinerja mesin sebagai bahan tambahan bahan bakar karena titik didihnya yang rendah. Penguapannya yang mudah tanpa meninggalkan residu menjadikannya pilihan ideal untuk banyak aplikasi.